Minggu, 18 Maret 2012

Cemerlang dengan Gelang


KOMPAS.com - Perhiasan, termasuk gelang, sudah dikenal manusia sejak zaman prasejarah. Perhatikan saja para perempuan dalam lukisan zaman Mesir kuno, mereka mengenakan berbagai perhiasan, seperti kalung, gelang, dan hiasan kepala.

Meski lebih banyak dikenakan dalam upacara ritual, perhiasan-perhiasan ini dibuat dan dipakai karena para perempuan pada masa itu sudah memperhatikan faktor estetika saat berpenampilan.

Bahan gelang tersedia di alam, seperti kayu, daun, bunga, batu, kulit kerang, tulang, serta bulu dan gigi hewan. Setelah itu, muncul perhiasan yang terbuat dari logam, terutama perunggu. Kini, emas, mutiara, berlian, atau jenis bebatuan mewah lain membuat gelang tampil semakin mewah dan elegan.

Produsen perhiasan dari berlian Mondial, misalnya, memiliki koleksi khusus yang disebut bangring, yang merupakan singkatan dari bangle dan ringBangring ini terdiri dari gelang berukuran besar dan kaku yang disebut bangle, serta ring(cincin) yang memiliki desain sama.

Selain bangle, desain lain yang cukup diminati adalah desain klasik berupa bracelet yang terdiri dari untaian berlian. Berbeda dengan bangle, bracelet tidak berbentuk kaku sehingga bisa dikenakan mengikuti lekuk lengan.

Gelang berbahan berlian, material dengan nilai sangat tinggi ini, tak hanya berfungsi sebagai aksesori untuk mempercantik penampilan, tetapi juga sebagai investasi. Berlian-berlian ini dipadukan dengan bahan lain, seperti emas putih, kuning, dan merah muda.

”Persentase pembeli yang menggunakan perhiasan berlian sebagai aksesori dan sumber investasi cukup seimbang,fifty-fifty,” ujar Manajer Pemasaran Mondial, Jelita Setifa.

Sebagai aksesori, pilihan model dan bahan gelang membuat pemakainya bisa tampil dalam berbagai gaya. Selain tampil mewah dalam untaian berlian, penggemar gelang juga bisa tampil dalam nuansa etnik dengan memakaibangle dari kayu atau perpaduan batik dan batu hiasan, seperti koleksi d’Designers Pasaraya.

Atau, jika ingin tampil unik, Anda bisa memakai berbagai model gelang dalam satu lengan, seperti yang tengah menjadi tren sekarang ini. Anda tak hanya bisa menggabungkan gelang dalam berbagai model, tetapi juga bahan, seperti kayu, emas atau perak, kawat, dan manik-manik.

Bagi penggemar gaya nge-rock, ada bangle dari Swarovski untuk koleksi musim gugur/dingin 2011-2012. Beberapabangle terbuat dari kombinasi bahan kulit berwarna hitam yang cukup lebar dengan emas putih dan batu, seperti rubi atau pirus.

Untuk tampil manis, model bracelet dari untaian batu-batu kecil bisa menjadi pilihan. Model lain adalah charm bracelet, yaitu gelang yang dihiasi gantungan-gantungan kecil di sekelilingnya, yang biasanya menggambarkan kepribadian si pemakai. Beberapa tahun lalu, Swarovski punya koleksi charm bracelet yang terkenal, yaitu gelang rantai dengan gantungan sejumlah tokoh Disney dan huruf yang menjadi inisial nama pemakai.

Kalau Anda percaya hal-hal yang berbau simbolis, gelang yang terdiri atas rangkaian batu tertentu dipercaya memiliki khasiat tertentu. Gelang dari batu oniks berwarna hitam, misalnya, dipercaya sebagai simbol kekuatan. Selain itu, ada pula rhodonite dengan warna merah muda yang berfungsi untuk meredakan stres.

Tradisional
Indonesia dengan ragam budaya daerahnya memiliki jenis perhiasan yang demikian kaya. Buku Perhiasan Tradisional Indonesia (Direktorat Permuseuman, 2000) menjelaskan, masuknya agama Hindu, Buddha, dan Islam turut memengaruhi budaya memakai perhiasan di sejumlah daerah.

Meski sebagian besar digunakan dalam upacara perkawinan, gelang juga bisa berfungsi lain, misalnya sebagai penanda status sosial, seperti yang dikenal di suku Banjar. Bahannya berupa emas yang diberi hiasan intan menjadi simbol status sosial kalangan atas.

Di Papua dikenal yang namanya yeke age. Meski hanya terbuat dari serat kayu dan bulu anjing, hiasan lengan ini hanya dipakai oleh kepala suku.

Kalimantan Barat memiliki gelang tanduk, yaitu rangkaian gelang dari tanduk berjumlah 32 buah dengan bentuk dan besar yang sama. Ke-32 gelang berwarna kuning gading ini dijalin dengan selembar belahan rotan halus yang diperkuat dengan anyaman benang. Gelang ini adalah hiasan perempuan dewasa dalam upacara perkawinan atau saat menghadiri upacara adat.

Tak hanya cocok untuk perempuan, gelang juga banyak dipakai laki-laki, termasuk gelang tradisional. Suku Batak Karo mengenal yang disebut gelang sarung, yaitu gelang yang terbuat dari perak bersepuh emas. Gelang ini dikenakan di tangan kiri pengantin laki-laki.

Ada pula balusuh yang terbuat dari tulang binatang, dikenakan wanita suku Dayak-Ngaju. Gelang ini juga dipercaya sebagai obat rematik dengan cara meminum air rendaman gelang tersebut.

Jadi, gelang seperti apa yang Anda cari?
(Yulia Sapthiani/Nur Hidayati)


Sumber: Kompas Cetak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar